
Seiring perkembangan era kebebasan informasi, pola pendidikan pesantren menghadapi tantangan besar yang dapat mempengaruhi tafaquh fiddin, atau pendalaman dalam memahami ilmu agama Islam.
Kebebasan informasi menawarkan akses luas pada sumber daya pengetahuan, namun secara bersamaan berisiko menggeser tradisi pendidikan pesantren menuju pola pendidikan yang lebih neoliberal.
Jika pola pendidikan Islam yang berakar kuat ini terkikis oleh pendekatan pragmatis yang hanya berfokus pada pencapaian formal, seperti nilai dan legitimasi akademik, esensi pendidikan ukhrawi yang mendalam dapat berkurang.
Pendidikan neoliberal pada dasarnya menekankan efektivitas dalam mencapai tujuan yang terukur, yang berfokus pada hasil kuantitatif dan formal. Teori pembelajaran seperti perilaku stimulus-respon dan reward-punishment yang dikembangkan tokoh-tokoh Barat seperti John B. Watson, B.F. Skinner, Ivan Pavlov, Jean Piaget, Jerome Bruner, dan Lev Vygotsky, sedikit banyak telah masuk dan mengakar dalam pendidikan Islam modern, termasuk pesantren.
Penggunaan absensi, nilai ujian, hukuman, pemberian hadiah, dan peringkat—berbagai mekanisme formil ini mulai diterapkan di pesantren, padahal awalnya berasal dari konteks pendidikan Barat. Berbagai pemikiran ini memberi perspektif yang pragmatis dalam pendidikan namun bisa berisiko mereduksi nilai filosofis pendidikan Islam yang khas. Argumentasi dan sumber teori pembelajaran ini bisa ditindak lanjuti dan dijawab melalui berbagai refrensi.
Namun, dalam konteks pesantren, teori pembelajaran dari Barat bukanlah sesuatu yang sepenuhnya ditolak. Jika diadopsi dengan mempertahankan falsafah Islam, elemen-elemen pendidikan formil ini dapat membantu proses pendidikan di pesantren. Contohnya, peringkat dan penilaian bisa menjadi sarana bagi santri dalam mengukur diri, namun tujuan akhirnya tetap harus kembali pada nilai-nilai luhur yang mengakar pada keilmuan Islam, yakni pencarian ilmu bukan untuk mengejar pengakuan duniawi, tetapi untuk menguatkan hubungan dengan Sang Pencipta. Dengan demikian, pendekatan pendidikan modern di pesantren dapat dikelola agar tetap selaras dengan falsafah pendidikan Islam yang mendalam.
Pesantren pada dasarnya memiliki sistem pembelajaran yang berpusat pada nilai esensial pendidikan Islam. Dalam falsafah pesantren, belajar tidak hanya bertujuan memahami materi akademik, tetapi untuk mendalami hakikat kehidupan yang lebih luas. Melalui pertanyaan reflektif seperti “Mengapa santri perlu mempelajari berbagai cabang keilmuan Islam di pesantren?” diharapkan santri dapat membangun pemahaman yang lebih mendalam bahwa pembelajaran adalah bagian dari pengabdian.
Teori-teori pembelajaran modern yang sudah kadung membudaya dan dijalankan, sebijaknya dilaksanakan dengan tetap beriringan menguatkan budaya dan tradisi keilmuan pesantren di era modern melalui prinsip-prinsip dari tujuan hakikat falsafah pendidikan Islam yang kemudian akan tertuju dan mengarah hanya pada satu muara yaitu karena pencipta.
Integrasi teori pembelajaran Barat sebaiknya diarahkan sebagai pendukung, bukan pengganti, dari tradisi pesantren. Pendidikan di pesantren semestinya tetap berpegang pada prinsip utama, yaitu pembelajaran untuk mengejar ilmu karena Allah semata, bukan karena dorongan materi atau pandangan materialistis manusia.
Penulis : Bad’ul H.A (Peneliti & Dosen IMA Kota Banjar)
Refrensi
- Abdullah, M. A. (2014). “Islamic Studies di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif-Interkonektif”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Madjid, N. (1997). “Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan”. Jakarta: Paramadina.
- Tilaar, H. A. R. (2009). “Pendidikan Islam dalam Perspektif Neo-Liberal dan Neo-Modernisme”. Jakarta: Rineka Cipta.
- Fadjar, A. M. (2005). “Rekonstruksi Pendidikan Islam di Era Globalisasi”. Jakarta: Erlangga.
- Rahmat, M. (2020). “Modernisasi Pendidikan Pesantren dalam Arus Globalisasi: Sebuah Pendekatan Filosofis”.
- Sutrisno, M. (2018). “Transformasi Pendidikan Pesantren di Indonesia dalam Menjaga Tradisi dan Merespons Modernitas”.
- Skinner, B. F. (1953). “Science and Human Behavior”. New York: Macmillan.
- Piaget, J. (1971). “The Theory of Stages in Cognitive Development”. New York: Academic Press.
- Bruner, J. S. (1966). “Toward a Theory of Instruction”. Cambridge, MA: Harvard University Press.